
Perkumpulan Pelaku Jamu Alami Indonesia (PPJAI) pada 19 Agustus 2025 mengadakan pertemuan penting yang dihadiri oleh akademisi, pelaku usaha, dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM). Fokus utama dari meeting ini adalah membahas strategi hilirisasi penelitian herbal agar lebih relevan dengan kebutuhan industri dan bermanfaat bagi masyarakat luas.
Selama ini, banyak penelitian kampus belum sepenuhnya sesuai dengan kebutuhan industri herbal. Oleh karena itu, PPJAI mendorong pendekatan “bottom to top”, yaitu penelitian harus berangkat dari kebutuhan nyata industri. Dengan begitu, hasil riset tidak hanya berhenti di jurnal, tetapi bisa memberikan nilai tambah nyata pada produk jamu dan herbal.
Salah satu tantangan besar adalah standarisasi dan bukti ilmiah. Banyak dokter masih skeptis terhadap jamu, sehingga peningkatan level jamu menjadi Obat Herbal Terstandar (OHT) menjadi langkah penting. Untuk mencapai hal ini, diperlukan uji praklinik pada produk herbal agar bisa masuk ke ranah medis dengan pengakuan yang lebih luas.
Kolaborasi dengan perguruan tinggi menjadi solusi, terutama melalui laboratorium kampus yang terakreditasi. Dengan dukungan kampus, biaya uji praklinik bisa lebih efisien sekaligus memastikan standar penelitian terpenuhi.
Dalam diskusi, sejumlah usulan strategis muncul:
“Fokus pada produk herbal unggulan untuk diprioritaskan menjadi OHT”. Ucap Bu Risa.
“Mendorong akreditasi laboratorium kampus untuk mendukung uji praklinik dan menjaga kerahasiaan melalui MoU”. Ucap Pak Defit & Pak Muktri.
“Memperluas jejaring dengan klinik dan rumah sakit untuk memasukkan produk herbal ke dalam formularium”. Ucap Pak Rizki.
“Mendorong program hilirisasi penelitian terintegrasi dari riset hingga produk siap edar dengan Nomor Izin Edar (NIE)”. Ucap Bu Arini.
Hasil meeting PPJAI ini menegaskan bahwa keberhasilan hilirisasi penelitian herbal bergantung pada sinergi industri, akademisi, dan regulator. Dengan adanya standarisasi, uji praklinik, dan hilirisasi yang terarah, produk jamu dan herbal Indonesia berpeluang besar untuk naik kelas dan diakui secara nasional maupun internasional.
PPJAI optimis bahwa kerja sama ini akan membuka jalan bagi hadirnya produk herbal yang tidak hanya aman dan berkualitas, tetapi juga memiliki bukti ilmiah kuat sehingga bisa bersaing di pasar global.