
Hari pertama acara PPJAI Pentahelix diisi dengan desk registrasi percepatan izin edar, hasil kolaborasi antara BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) dan PPJAI. Kegiatan ini bertujuan untuk mempermudah dan mempercepat proses penerbitan Nomor Izin Edar (NIE) bagi pelaku usaha jamu dan obat tradisional. Inisiatif ini disambut antusias oleh para peserta karena memberikan solusi nyata atas tantangan administratif yang kerap dihadapi oleh industri kecil dan menengah.
Pada hari kedua, suasana semakin semarak dengan berbagai kegiatan menarik. Dimulai dari dialog interaktif yang membahas tantangan dan peluang industri jamu di era modern, kegiatan ini menghadirkan berbagai narasumber dari sektor pemerintah dan swasta.
Selanjutnya, diadakan lomba formulasi jamu, yang menjadi wadah kreatif bagi para formulator jamu untuk menunjukkan inovasi mereka. Acara ini juga menjadi bukti bahwa jamu tradisional dapat terus berkembang dengan pendekatan ilmiah dan estetika modern.
Yang tak kalah menarik adalah kegiatan outbond antar peserta, yang bertujuan untuk memperkuat kekompakan dan sinergi antar pelaku usaha. Menariknya, pemenang kegiatan outbond tahun ini, yaitu PT Lestari Jaya Bangsa, berhak menjadi tuan rumah PPJAI Pentahelix tahun depan.
Acara ini juga mendapat dukungan penuh dari berbagai pemangku kepentingan. Hadir dalam kegiatan ini antara lain:
- Wakil Bupati Purbalingga
- Ketua Umum PPJAI
- Ketua Loka POM Banyumas
- Perwakilan BPOM Pusat
- Anggota DPR RI Komisi VIII
- Staf Khusus dari Kementerian Ketenagakerjaan
Kehadiran tokoh-tokoh penting ini menunjukkan bahwa pemerintah serius dalam mendukung perkembangan industri jamu sebagai bagian dari warisan budaya dan potensi ekonomi bangsa.
Acara PPJAI Pentahelix 2025 membuktikan bahwa dengan kolaborasi lintas sektor, pengembangan industri jamu tidak hanya menjadi wacana, tetapi dapat direalisasikan secara konkret. Semangat pentahelix yang diusung menjadi pondasi kuat untuk membangun ekosistem jamu yang lebih maju, modern, dan mendunia.